Powered By Blogger

Rabu, 09 Mei 2012


Zaman Edo

Gue mau sharing tentang hal-hal berbau Jepang dulu nih,,kali ini materi yg gue bagiin adalah tentang zaman edo yang udah gue rangkum sedemikian rupa,,sebenernya ini tugas kuliah daripada cuma
Silahkan yg mau baca buat referensi ato sekedar tambahan info buat kalian,,ato ada yg mau copast buat tugas,,douzo… J
KEADAAN ZAMAN
Keshogunan Edo Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang setelah Keshogunan Kamakura dan Keshogunan Muromachi. Keshogunan Tokugawa dimulai pada tanggal 24 Maret 1603 dengan pengangkatan Tokugawa Ieyasu sebagai Sei-i Taishōgun dan berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu mengembalikan kekuasaan ke tangan kaisar (Taisei Hōkan) pada 9 November 1867.
Keshogunan Tokugawa menjalankan pemerintah pusat dari Edo, sedangkan penguasa sah Jepang dipegang kaisar Jepang yang berkedudukan di Kyoto. Kebijakan pemerintahan dikeluarkan istana kaisar di Kyoto dan diteruskan kepada klan Tokugawa. Sistem ini berlangsung sampai kekuasaan pemerintah dikembalikan kepada kaisar di zaman Restorasi Meiji.
Keshogunan Tokugawa menugaskan perwakilan tetap di Kyoto yang disebut Kyōto Shoshidai untuk berhubungan dengan kaisar, keluarga kaisar dan kalangan bangsawan. Namun pada kenyataannya Shogun Tokugawa tetap yang menguasai pemerintahan Jepang.
Setelah mengalahkan Toyotomi Hideyoshi dalam pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 M, Tokugawa Ieyasu diangkat menjadi Seiitai Shōgun  pada tahun 1603 M dan mendirikan Bakufu di Edo (sekarang Tōkyō). Sehingga zaman ini disebut zaman Edo atau zaman Tokugawa.
            Tidak lama setelah pertempuran Sekigahara, para Daimyō diambil sumpahnya secara tertulis kemudian mereka dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu: Shinpan Daimyō, Fudai Daimyō, dan Tozama Daimyō.
Wilayah yang diberikan pada bakufu tersebut dinamakan Han. Untuk mengatur Han, Bakufu membuat sistem yang disebut sistem Bakuhan (Bakuhan Taisei). Dalam sistem Bakuhan, Bakufu memegang kekuasaan seluruh negeri, sedangkan Daimyō memegang kekuasaan atas wilayah yang diberikan kepadanya (Han).
Untuk mengatur Daimyō, Tokugawa Ieyasu menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh para Daimyō yang disebut Bukeshōhattō. Salah satunya adalah para Daimyō dilarang memperkuat pasukannya atau mendirikan benteng tanpa sepengetahuan pemerintah pusat (Bakufu).
Bakufu juga membatasi wewenang pihak istana dengan peraturan Kugeshōhattō. Tennō dan golongan Kuge (bangsawan) diberikan penghasilan sesuai kedudukan mereka tapi tidak diberikan tanah. Pengangkatan pejabat istana harus dengan persetujuan Bakufu. Tennō tidak boleh aktif turut serta dalam pemerintahan dan hanya punya fungsi sakral. Tennō tidak dapat diganggu gugat tetapi sama sekali tidak punya kekuasaan apapun.
Ada juga larangan Katanagari, yaitu larangan memiliki senjata bagi petani. Hal ini dilakukan karena sering timbulnya pemberontakan oleh petani yang disebabkan besarnya pajak yang harus mereka bayar. Dengan adanya ketiga peraturan tersebut maka Jepang menjadi sangat tenang dan stabil.
Susunan masyarakat pada zaman Edo disebut Shinōkōshō. Kata Shinōkōshō berasal dari:
Shi= bushi= samurai/militer, Nō= nōmin= petani, Kō= kōsakunin= pekerja, Shō= shōnin= pedagang.
Selain itu masih ada golongan masyarakat yang tidak digolongkan ke dalam Shinōkōshō, yaitu orang-orang buangan yang disebut Eta atau Hinin.
Kelas samurai berada di hirarki paling atas, diikuti petani, pengrajin dan pedagang. Pemberontakan sering terjadi akibat pembagian sistem kelas yang kaku dan tidak memungkinkan orang untuk berpindah kelas. Pajak yang dikenakan terhadap petani selalu berjumlah tetap dengan tidak memperhitungkan inflasi. Samurai yang menguasai tanah harus menanggung akibatnya, karena jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan semakin hari nilainya semakin berkurang. Perselisihan soal pajak sering menyulut pertikaian antara petani kaya dan kalangan samurai yang terhormat tapi kurang makmur.
Pada zaman Genrōku (zaman kecil yang ada selama zaman Edo) perekonomian menjadi kacau karena krisis ekonomi. Tokugawa Yoshimune (Shōgun  generasi ke-8) melakukan beberapa pembaharuan untuk membangun kembali perekonomian Bakufu. Ada tiga reformasi yang dilakukan.
Reformasi pertama= Merencanakan pajak yang berlipat ganda  dan cara membuka lahan baru serta memerintahkan kaum Bushi untuk menghentikan hidup bermewah-mewah dan berhemat. Reformasi ini berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.
Reformasi kedua= Memerintahkan kaum Bushi untuk berhemat, menganjurkan Bushi untuk belajar beladiri dan ilmu pengetahuan serta mengeluarkan perintah bahwa Bushi tidak perlu membayar hutang kepada kaum pedagang. Reformasi ini gagal tapi mampu menolong kaum Bushi.
Reformasi ketiga= Memerintahkan kaum Bushi untuk berhemat dan melarang perkumpulan pedagang besar yang melakukan pemborongan. Reformasi ini gagal.
Karena krisis ekonomi, para Daimyō jatuh miskin dan mereka menyalahkan Bakufu. Yang paling buruk nasibnya adalah petani, karena harus membayar pajak yang tinggi.
Ketika keadaan dalam negeri bergejolak, negara-negara barat mendesak Jepang supaya membuka negerinya. Pada tahun 1854 M Amerika memaksa Jepang untuk menandatangani persetujuan dagang (persetujuan Kanagawa) yang membuat Jepang harus membuka negeri dari bangsa asing.
Pembukaan negeri (Kaikoku) tersebut  membuat rakyat dan Bushi menjadi susah serta perekonomian menjadi kacau. Dua golongan Bushi tingkat bawah yang disebut Satsuma dan Chōshū bersatu dan memulai gerakan Sonnōjōi melawan orang asing tetapi kalah. Mereka mengakui kekuatan orang asing dan berfikir untuk menjatuhkan Bakufu dan menyelenggarakan pemerintahan baru yang berpusat pada kaisar. Saat itu muncul gerakan-gerakan anti Bakufu yang disebut Bakumatsu.
Pemerintahan Tokugawa resmi berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu menyerahkan pemerintahan ke tangan Tennō (Taisei Hōkan) pada tanggal 9 November 1867 untuk menghadapi krisis. Tanggal 19 November 1867 Tokugawa mundur dari jabatannya.

KEBUDAYAAN
            Karena politik isolasi negeri, Jepang terisolasi dari peradaban barat namun kebudayaan asli Jepang mengalami perkembangan. Dari segi industri, dibangun perusahaan air minum. Industri kerajinan tangan seperti sutera dan kertas juga berkembang. Lalu lintas dan jalan raya dibangun.
Dari segi pendidikan, muncul sekolah yang diselenggarakan di kuil-kuil Buddha yang disebut Terakoya. Ilmu pengetahuan yang berasal dari ajaran Konfusianisme berkembang pesat. Selain itu muncul juga ajaran Kokugaku yaitu ilmu pengetahuan yang meneliti ilmu klasik Jepang dan mencari pemikiran-pemikiran asli Jepang. Kokugaku kemudian memupuk pemikiran untuk menghidupkan kembali pemerintahan langsung oleh Tennō (Sonnō Shisō) dan pemikiran yang berusaha mengusir kekuatan dan pengaruh asing (Jōi Shisō). Inilah yang kemudian melahirkan gerakan Sonnōjōi (Sonnōjōi Shisō) yang muncul pada akhir Bakufu (Bakumatsu). Dengan dibukanya kembali Jepang dari bangsa barat, muncul pula pengetahuan-pengetahuan baru dari barat dan berkembang sebagai Rangaku seperti ilmu kedokteran, ilmu bumi, elektronika , dll.
Di bidang kesusastraan, pada zaman Genroku pada masa pemerintahan Tokugawa Tsunayoshi (Shōgun  generasi ke-5) lahir kebudayaan baru masyarakat kota yang disebut Genroku Bunka. Ihara Saikaku mengangkat kehidupan masyarakat kota pada zaman Genroku dalam novel Kōshoku Ichidai Otoko dan Sekenmunazanyō.
Dalam bidang seni pertunjukan, berkembang Kabuki. Kabuki pada mulanya berupa tari-tarian yang dilakukan oleh Okuni yang berasal dari Izumo di kuil Shintō. Saat itu Kabuki dianggap bernilai seni rendah karena kostum dan gerakannya tidak begitu bagus, sehingga Kabuki dilarang oleh Bakufu. Setelah itu Kabuki hanya ditampilkan oleh laki-laki dan lambat laun isi cerita dan seninya menjadi lebih baik. Selain kabuki berkembang pula Ningyō Jōruri yaitu drama boneka yang dimainkan dengan tangan. Ningyō Jōruri merupakan warisan hasil budaya tanpa bentuk yang disebut Bunraku yang dikenal sampai sekarang.
Dalam bidang seni lukis yang paling berkembang adalah Ukiyo-e yaitu lukisan yang menggambarkan dunia Kabuki, dunia Sumō, dan dunia wanita penghibur. Ada juga Nishiki-e yaitu gambar yang dibuat dengan dicetak pada papan menggunakan warna-warna yang indah. Seni lain yang berkembang adalah Yūzen (kain celup) dan keramik Jepang.
'Karakuri Ningyo'
Karakuri Ningyo adalah robot tradisional Jepang yang terbuat dari kayu yang dirancang dengan berbegai susunan pegas yang rumit.
Ada tiga jenis Karakuri, antara lain: 'Karakuri Butai' adalah Karakuri yang digunakan dalam teater, kedua: 'Karakuri Zashiki' adalah jenis karaguri kecil yang dapat dimainkan di dalam ruangan dan terakhir 'Karakuri Dashi" ditampilkan di kayu terapung saat perayaan keagamaan.
Karakuri dengan kecanggihanya, keanggunanya muncul di perayaan keagamaan, dipentaskan untuk menampilkan kembali legenda dan mitos-mitos tradisional serta menghibur masyarakat mereka.
Karakuri Ningyo, dibuat selama zaman Edo (1603-1867) dan Karakuri ini mampu mempraktekan semua jenis aktivitas seperti: menyajikan teh, menembak atau berjalan menuruni tangga.
Samurai di zaman Edo
Samurai di zaman Edo menjalankan kewajiban melayani tuan tanah feodal masing-masing dengan dua cara. Pertama, menjalankan tugas keprajuritan pada masa damai, yakni menjaga benteng daimyō, mengawal daimyō ketika ia pergi ke Edo dan pulang dari Edo, dan menyediakan pasukan yang dapat digunakan daimyo untuk menjaga tanahnya.
Namun, setelah Tokugawa berhasil mewujudkan ketertiban di Jepang pada abad ke-17, para samurai ini kebanyakan menjalankan tugas administrasi, dalam hal ini adalah administrasi keuangan seperti menghimpun pendapatan dalam bentuk beras atau uang tunai untuk membayar tunjangan, merawat rumah resmi di Edo, dan membayar biaya perjalanan ke Edo setiap tahunnya.
Karena para samurai tidak dapat lagi diandalkan untuk bertempur, shogun dan daimyō tidak ingin menghilangkan nilai kesetiaan dan keberanian samurai, tetapi perkelahian dan balas dendam turun temurun, sering terjadi dan merupakanbagian dari kehidupan samurai yang tidak sesuai dalam masyarakat aman dan damai yang sedang mereka bangun. Bakufu kemudian menindak tegas pelaku perkelahian dan melarang balas dendam. Untuk mendorong agar para samurai mau menerima perubahan, maka disediakan imbalan.

1 komentar: