Powered By Blogger

Kamis, 10 Mei 2012

Ritual ma'nene di Toraja

 Kisah Ma`nene bermula dari seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek, ratusan tahun lampau. Ketika itu, dirinya berburu hingga masuk kawasan hutan pegunungan Balla. Di tengah perburuannya, Pong Rumasek menemukan jasad seseorang yang meninggal dunia, tergeletak di tengah jalan di dalam hutan lebat. Mayat itu, kondisinya mengenaskan. 

Tubuhnya tinggal tulang belulang hingga menggugah hati Pong Rumasek untuk merawatnya. Jasad itu pun dibungkus dengan baju yang dipakainya, sekaligus mencarikan tempat yang layak. Setelah dirasa aman, Pong Rumasek pun melanjutkan perburuannya. 

Sejak kejadian itu, setiap kali dirinya mengincar binatang buruan selalu dengan mudah mendapatkannya, termasuk buah-buahan di hutan. Kejadian aneh kembali terulang ketika Pong Rumasek pulang ke rumah. Tanaman pertanian yang ditinggalkannya, rupanya panen lebih cepat dari waktunya. Bahkan, hasilnya lebih melimpah. Kini, setiap kali dirinya berburu ke hutan, Pong Rumasek selalu bertemu dengan arwah orang mati yang pernah dirawatnya. Bahkan, arwah tersebut ikut membantu menggiring binatang yang diburunya. 
Pong Rumasek pun berkesimpulan bahwa jasad orang yang meninggal dunia harus tetap dimuliakan, meski itu hanya tinggal tulang belulangnya. Maka dari itu, setiap tahun sekali sehabis panen besar di bulan Agustus, setiap penduduk Baruppu selalu mengadakan Ma`nene, seperti yang diamanatkan leluhurnya, mendiang Pong Rumasek. 
Bagi masyarakat Baruppu, ritual Ma`nene juga dimaknai sebagai perekat kekerabatan di antara mereka. Bahkan Ma`nene menjadi aturan adat yang tak tertulis yang selalu dipatuhi setiap warga. Ketika salah satu pasangan suami istri meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma`nene. Mereka menganggap sebelum melaksanakan ritual Ma`nene status mereka masih dianggap pasangan suami istri yang sah. Tapi, jika sudah melakukan Ma`nene, maka pasangan yang masih hidup dianggap sudah bujangan dan berhak untuk kawin lagi. 
Meski warga Baruppu termasuk suku Toraja. Tapi, ritual Ma`nene yang dilakukan setiap tahun sekali ini adalah satu-satunya warisan leluhur yang masih dipertahankan secara rutin hingga kini. Kesetiaan mereka terhadap amanah leluhur melekat pada setiap warga desa. Penduduk Baruppu percaya jika ketentuan adat yang diwariskan dilanggar maka akan datang musibah yang melanda seisi desa. Misalnya, gagal panen atau salah satu keluarga akan menderita sakit berkepanjangan. 

Dalam bahasa Bugis, Toraja diartikan sebagai orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan. Namun, masyarakat Toraja sendiri lebih menyukai dirinya disebut sebagai orang Maraya atau orang keturunan bangsawan yang bernama Sawerigading. Berbeda dengan orang Toraja pada umumnya, masyarakat Baruppu lebih mengenal asal usulnya dari Ta`dung Langit atau yang datang dari awan. 
Lama kelamaan Ta`dung Langit yang menyamar sebagai pemburu ini menetap di kawasan hutan Baruppu dan kawin dengan Dewi Kesuburan Bumi. Karena itu, sering terlihat ketika orang Toraja meninggal dunia, mayatnya selalu dikuburkan di liang batu. Tradisi tersebut erat kaitannya dengan konsep hidup masyarakat Toraja bahwa leluhurnya yang suci berasal dari langit dan bumi. Maka, tak semestinya orang yang meninggal dunia, jasadnya dikuburkan dalam tanah. Bagi mereka hal itu akan merusak kesucian bumi yang berakibat pada kesuburan bumi. 
Kali ini, keluarga besar Tumonglo melakukan ritual Ma`nene, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejak pagi, keluarga ini sudah disibukkan serangkaian kegiatan ritual yang diawali dengan memotong kerbau dan babi. Bagi keluarga Tumonglo maupun sebagian besar masyarakat Toraja lainnya pesta adalah bagian yang tak terpisahkan setiap kali menghormati orang yang akan menuju nirwana. Meski mereka sudah banyak yang menganut agama-agama samawi, adat dan tradisi yang diwariskan para leluhurnya ini tak mudah ditinggalkan. 

Kini, tiba saatnya keluarga Tumonglo menjalani ritual inti dari Ma`nene. Di bawah kuburan tebing batu Tunuan keluarga ini berkumpul menunggu peti jenazah nenek Biu--leluhur keluarga Tumonglo yang meninggal dunia setahun lalu--diturunkan. Tak jauh dari tebing, kaum lelaki saling bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil melantunkan Ma`badong. Sebuah gerak dan lagu yang melambangkan ratapan kesedihan mengenang jasa mendiang yang telah wafat sekaligus memberi semangat pada keluarga almarhum. 
Bersamaan dengan itu, peti jenazah pun mulai diturunkan dari lubang batu secara perlahan-lahan. Peti kusam berisi jasad nenek Biu. Keluarga Tumonglo mempercayai bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Sejatinya kematian bukanlah akhir dari segala risalah kehidupan. Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap keluarga untuk mengenang dan merawat jasad leluhurnya meski sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dalam ritual ini, jasad orang mati dikeluarkan kembali dari tempatnya. Kemudian, mayat tersebut dibungkus ulang dengan lembaran kain baru oleh masing-masing anak cucunya. 
Di desa Bu`buk, suasananya tak jauh beda dengan desa lainnya di Kecamatan Baruppu. Di tempat ini keluarga besar Johanes Kiding juga akan melakukan Ma`nene terhadap leluhurnya Ne`kiding. Sebelum ke kuburan, masyarakat dan handai taulan berkumpul di pelataran desa di bawah deretan rumah tradisional khas Toraja, Tongkonan. 
Pagi itu, mereka disuguhi makanan khas daging babi oleh keluarga besar Johanes untuk disantap beramai-ramai. Setelah selesai, masyarakat, dan handai taulan keluarga Johanes mulai berangkat menuju kuburan nenek moyang. Namun, kuburan yang dituju bukan liang batu seperti umumnya, melainkan Pa`tane yakni rumah kecil yang digunakan untuk menyimpan jasad para leluhur mereka. 
Acara dilanjutkan dengan membuka dua peti yang berisi jasad leluhur. Mayat yang sudah meninggal setahun yang lalu itu dibungkus ulang dengan kain baru. Perlakuan itu diyakini atas rasa hormat mereka pada leluhur semasa hidup. Mereka yakin arwah leluhur masih ada untuk memberi kebaikan. Dalam setiap Ma`nene, jasad orang yang meninggal pantang diletakkan di dasar tanah. Karena itu, para sanak keluarga selalu menjaganya dengan memangku jasad leluhurnya. Tak ayal, tangis kepiluan kembali merebak. Mereka meratapi leluhurnya sambil menyebut-nyebut namanya. Jasad yang sudah dibungkus kain baru pun dimasukkan kembali ke dalam rumah Pa`tane. Kini, keluarga Johanes pun telah selesai melaksanakan amanah leluhur.

Mengenal Upacara Minum Teh Jepang (cha no yu)

 


Dengan sejarah yang merentang lebih dari seribu tahun, upacara minum teh telah menjadi bagian penting bagi kebudayaan jepang.
Di Jepang, upacara minum teh dikenal sebagai ‘Chanoyu’ atau ‘Chado’, berkembang terutama dari pengaruh Buddhisme Zen.
Upacara minum teh bermula dari kebiasaan minum Matcha, yang merupakan teh hijau bubuk.
Upacara minum teh digunakan mulai dari pertemuan informal hingga untuk acara resmi yang berlangsung hingga beberapa jam.
Gaya penyajian upacara minum teh Jepang sangat berbeda, tergantung pada waktu dan musim.
Penyajian dengan Kama (ketel besi) yang dipanaskan pada tungku biasanya dilakukan pada musim panas, sedang pada musim dingin, teh disajikan dalam perapian cekung (Ro).
Teh yang disajikan bisa encer atau kental, dengan hanya menggunakan daun teh berkualitas terbaik. Teh encer memiliki volume air 3 kali lebih banyak dibanding teh kental.



ruangan upacara minum teh
Add caption

Sejarah                                 

Lu Yu (Riku U) adalah seorang ahli teh dari dinasti Tang di Tiongkok yang menulis buku berjudul Ch'a Ching (茶经) atau Chakyō (bahasa Inggris: Classic of Tea). Buku ini merupakan ensiklopedia mengenai sejarah teh, cara menanam teh, sejarah minum teh, dan cara membuat dan menikmati teh.
Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian setelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti Tang. Literatur klasik Nihon Kōki menulis tentang Kaisar Saga yang sangat terkesan dengan teh yang disuguhkan pendeta bernama Eichu sewaktu mengunjungi Provinsi Ōmi di tahun 815. Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum teh di Jepang.
Pada masa itu, teh juga masih berupa teh hasil fermentasi setengah matang mirip Teh Oolong yang dikenal sekarang ini. Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Teh belum dinikmati di kalangan terbatas sehingga kebiasaan minum teh tidak sempat menjadi populer.
Di zaman Kamakura, pendeta Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen di Jepang sambil memperkenalkan matcha yang dibawanya dari Tiongkok sebagai obat. Teh dan ajaran Zen menjadi populer sebagai unsur utama dalam penerangan spiritual. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh.
Permainan tebak-tebakan daerah tempat asal air yang diminum berkembang di zaman Muromachi. Permainan tebak-tebakan air minum disebut Tōsui dan menjadi populer sebagai judi yang disebut Tōcha. Pada Tōcha, permainan berkembang menjadi tebak-tebakan nama merek teh yang yang diminum.
Pada masa itu, perangkat minum teh dari dinasti Tang dinilai dengan harga tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang mengadakan upacara minum teh secara mewah menggunakan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono suki dan ditentang oleh nenek moyang ahli minum teh Jepang yang bernama Murata Jukō. Menurut Jukō, minuman keras dan perjudian harus dilarang dari acara minum teh. Acara minum teh juga harus merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperkenalkan Jukō merupakan asal-usul upacara minum teh aliran Wabicha.
Wabicha dikembangkan oleh seorang pedagang sukses dari kota Sakai bernama Takeno Shōō dan disempurnakan oleh murid (deshi) yang bernama Sen no Rikyū di zaman Azuchi Momoyama. Wabicha ala Rikyū menjadi populer di kalangan samurai dan melahirkan murid-murid terkenal seperti Gamō Ujisato, Hosokawa Tadaoki, Makimura Hyōbu, Seta Kamon, Furuta Shigeteru, Shigeyama Kenmotsu, Takayama Ukon, Rikyū Shichitetsu. Selain itu, dari aliran Wabicha berkembang menjadi aliran-aliran baru yang dipimpin oleh daimyo yang piawai dalam upacara minum teh seperti Kobori Masakazu, Katagiri Sekijū dan Oda Uraku. Sampai saat ini masih ada sebutan Bukesadō untuk upacara minum teh gaya kalangan samurai dan Daimyōcha untuk upacara minum teh gaya daimyō.
Sampai di awal zaman Edo, ahli upacara minum teh sebagian besar terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat kaya. Memasuki pertengahan zaman Edo, penduduk kota yang sudah sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat upacara minum teh.
Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari upacara minum teh disambut dengan tangan terbuka oleh aliran Sansenke (tiga aliran Senke: Omotesenke, Urasenke dan Mushanokōjisenke) dan pecahan aliran Senke.
Kepopuleran upacara minum teh menyebabkan jumlah murid menjadi semakin banyak sehingga perlu diatur dengan suatu sistem. Iemoto seido adalah peraturan yang lahir dari kebutuhan mengatur hirarki antara guru dan murid dalam seni tradisional Jepang.
Joshinsai (guru generasi ke-7 aliran Omotesenke) dan Yūgensai (guru generasi ke-8 aliran Urasenke) dan murid senior Joshinsai yang bernama Kawakami Fuhaku (Edosenke generasi pertama) kemudian memperkenalkan metode baru belajar upacara minum teh yang disebut Shichijishiki. Upacara minum teh dapat dipelajari oleh banyak murid secara bersama-sama dengan metode Shichijishiki.
Berbagai aliran upacara minum teh berusaha menarik minat semua orang untuk belajar upacara minum teh, sehingga upacara minum teh makin populer di seluruh Jepang. Upacara minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat juga berdampak buruk terhadap upacara minum teh yang mulai dilakukan tidak secara serius seperti sedang bermain-main.
Sebagian guru upacara minum teh berusaha mencegah kemunduran dalam upacara minum teh dengan menekankan pentingnya nilai spiritual dalam upacara minum teh. Pada waktu itu, kuil Daitokuji yang merupakan kuil sekte Rinzai berperan penting dalam memperkenalkan nilai spiritual upacara minum teh sekaligus melahirkan prinsip Wakeiseijaku yang berasal dari upacara minum teh aliran Rikyū.
Di akhir Keshogunan Tokugawa, Ii Naosuke menyempurnakan prinsip Ichigo ichie (satu kehidupan satu kesempatan). Pada masa ini, upacara minum teh yang sekarang dikenal sebagai sadō berhasil disempurnakan dengan penambahan prosedur sistematis yang riil seperti otemae (teknik persiapan, penyeduhan, penyajian teh) dan masing-masing aliran menetapkan gaya serta dasar filosofi yang bersifat abstrak.
Memasuki akhir zaman Edo, upacara minum teh yang menggunakan matcha yang disempurnakan kalangan samurai menjadi tidak populer di kalangan masyarakat karena tata krama yang kaku. Masyarakat umumnya menginginkan upacara minum teh yang bisa dinikmati dengan lebih santai. Pada waktu itu, orang mulai menaruh perhatian pada teh sencha yang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara minum teh yang menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang banyak. Berdasarkan permintaan orang banyak, pendeta Baisaō yang dikenal juga sebagai Kō Yūgai menciptakan aliran upacara minum teh dengan sencha (Senchadō) yang menjadi mapan dan populer di kalangan sastrawan.
Pemerintah feodal yang ada di seluruh Jepang merupakan pengayom berbagai aliran upacara minum teh, sehingga kesulitan keuangan melanda berbagai aliran upacara minum teh setelah pemerintah feodal dibubarkan di awal era Meiji. Hilangnya bantuan finansial dari pemerintah feodal akhirnya digantikan oleh pengusaha sukses seperti Masuda Takashi lalu bertindak sebagai pengayom berbagai aliran upacara minum teh.
Pada tahun 1906, pelukis terkenal bernama Okakura Tenshin menerbitkan buku berjudul The Book of Tea di Amerika Serikat. Memasuki awal abad ke-20, istilah sadō atau chadō mulai banyak digunakan bersama-sama dengan istilah cha no yu atau Chanoyu.

Aliran upacara minum teh

  • Sansenke - Aliran yang dimulai oleh Sen no Shōan yang merupakan anak yang dibawa oleh istri muda Sen no Rikyū dan diteruskan oleh garis keturunan keluarganya hingga sekarang. Sansenke merupakan garis keturunan terpisah dari keluarga Sakaisenke. Aliran Sansenke terdiri dari:
  • Sōtanryū - Aliran yang dilahirkan Sensōtan (anak Sen no Shōan) dan murid-muridnya. Selain aliran Sansenke, aliran Matsuoryū, aliran Yōkenryū, aliran Sōhenryū, aliran Fusairyū dan aliran Hisadaryū juga masih merupakan garis keturunan Sotanshitennō.
  • Sakaisenke - Keluarga utama Senke. Sen no Dōan (putra sah Sen no rikyū) merupakan penerus keluarga Senke, tapi garis keturunannya terputus.
  • Anraku Anryū
  • Ueda Sōkoryū (pendiri: Ueda Shigeyasu
  • Urakuryū (pendiri: Oda Uraku)
  • Edo Senkeryū
  • Enshūryū (pendiri: Kobori Masakazu)
  • Oriberyū
  • Sakairyū
  • Sekishūryū (pendiri: Katagiri Sekishū)
  • Sekishūryū Ikeiha
  • Sekishūryū Ōguchiha
  • Sekishūryū Shimizuha
  • Sekishūryū Nomuraha
  • Sōhenryū
  • Sōwaryū (pendiri: Kanamori Shigechika)
  • Dainippon Sadōgakkai
  • Chinshinryū
  • Nararyū
  • Nambōryū
  • Hayamiryū
  • Fusairyū
  • Higokoryū - Aliran berkembang di wilayah han Kumamoto dan terdiri dari:
    • Furuichiryū
    • Koboriryū
    • Kayanoryū
  • Hisadaryū
  • Fujibayashiryū
  • Fuhakuryū (pendiri: Kawakami Fuhaku)
  • Fumairyū
  • Hosokawasansairyū (pendiri: Hosokawa Tadaoki)
  • Horinouchiryū
  • Matsuoryū
  • Mitaniryū
  • Miyabiryū
  • Yabunouchiryū
  • Rikyūryū
  • Kogetsuenshūryū

ORIGAMI jepang

Origami (折り紙, dari ori yang berarti "lipat", dan kami yang berarti "kertas") merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern.
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan pada abad pertama di zaman Tiongkok kuno pada tahun 105 Masehi oleh Ts'ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Tiongkok adalah tongkang (jung) dan kotak.
Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 pada masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Kemudian seni ini berkembang mula-mula pada zaman Muromachi (1333-1568) dan kemudian pada zaman Edo (1603–1868). Karena harganya yang sangat mahal pada masa itu, penggunaannya terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan seremonial seperti untuk Noshi. Terpisah dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa barat.
Sebuah karya origami tradisional berbentuk bangau.
Untuk waktu yang lama, model-model yang dikenal hanya terbatas pada model-model tradisional seperti bangau di Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira Yoshizawa(1911–2005) membuat inovasi dengan menciptakan model-model baru yang kemudian membawa perubahan besar dalam perkembangan origami. Beliau menciptakan sebuah sistem penggambaran sistemastis (yang disebut diagram)) untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat disebarluaskan dan dipahami oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari Sistem Yoshizawa-Randlett yang sekarang lazim digunakan untuk instruksi lipat model origami.

Sejarah Kota Bitung


Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Duasudara, dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan.

Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah disebut dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian tetapi pada saat itu dia datang bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong. Pengertian kata Dotu adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata Datuk bagi orang-orang yang ada di Sumatera. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.

Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Arklaus Sompotansebagai Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan Kauditan.

Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema.

Seiring sejalan dengan perkembangan Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan pesatnya maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.

Teh Putih Bermanfaat sebagai Antioksidan



White Tea
Dari berbagai jenis teh yang beredar, Teh putih (white tea) disinyalir dapat berfungsi sebagai Antioksidan yang baik dalam menetralkan dampak radikal bebas dalam tubuh.
Tanpa disadari radikal bebas dapat masuk ke tubuh kita melalui teriknya matahari saat kita beraktivitas diluar ruangan. Ini dikarenakan radikal bebas mengambil elektron dari sel kulit sampai sel tersebut mati.
Asap rokok, sering makan makanan yang digoreng dan polutan lain dapat menyebabkan kulit bertambah kusam. Jika dibiarkan kulit akan rusak dan mengalami penuaan dini dan jika tubuh kita mendapatkan cukup antioksidan, fungsi kekebalan sel-sel kulit pun dapat meningkat.
White tea (teh putih) merupakan jenis teh yang memiliki kadar antioksidan tinggi, karena hanya melalui sedikit proses pengolahan dibandingkan dengan teh lainnya. White tea diambil hanya dari kuncup daun pilihan yang dipetik sebelum benar-benar mekar, sehingga kandungan katekin (antioksidan) pada white tea berada pada kondisi terbaik.
Informasi mengenai White Tea selengkapnya dapat dilihat di:
 http://www.food-info.net/id/products/tea…

metode alami yang mudah dan dapat menjauhkan Anda dari serangan flu

Berikut beberapa metode alami yang mudah dan dapat menjauhkan Anda dari serangan flu.

 1. Minum minuman hangat
Sup dan teh adalah minuman yang paling disukai selama musim dingin. Panas dari minuman-minuman ini akan ditransfer dari kerongkongan ke saluran pernapasan. Ini mengendurkan lendir dan memungkinkan Anda untuk mengeluarkan dahak dengan mudah. Selain itu, minuman hangat ini juga akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga Anda tidak mudah terserang flu. Selain teh, contoh lain adalah lemon hangat dan wedang jahe.

2. Banyak minum air putih
Mengonsumsi banyak cairan baik dari air putih atau jus bisa membantu menggantikan cairan yang hilang akibat demam dan mengevaporasi saluran pernapasan. Kondisi ini akan membantu melonggarkan lendir yang membuat seseorang merasa lebih baik.

Tubuh yang terhidrasi dengan baik juga membuat tubuh Anda berfungsi dengan baik sehingga minum cukup air juga bisa menjauhkan Anda dari risiko infeksi.

3. Berhenti merokok
Data statistik menunjukkan bahwa perokok berat lebih mungkin menderita flu dan gangguan pernapasan parah, karena rokok dapat mengeringkan rongga hidung dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

4. Kurangi konsumsi alkohol
Alkohol tidak hanya menyebabkan dehidrasi tubuh tetapi juga membuat Anda rentan tertular flu dengan cara lain. Makin berat Anda minum, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan terinfeksi dan menderita komplikasi.

5. Berkumur air garam
Air garam membawa banyak bantuan untuk mengurangi rasa tidak enak dari sakit tenggorokan. Garam juga dapat menarik keluar kelebihan air dalam jaringan tenggorokan, mengurangi peradangan, dan membersihkan lendir dan meringankan iritasi di tenggorokan. Cara ini juga dapat menghindari Anda dari infeksi flu.

AKREDITASI UNIVERSITAS Negeri Manado (BAN PT

HASIL PENCARIAN AKREDITASI PROGRAM STUDI

No.WIL.Tk.Perguran TinggiProgram StudiNo. SKTh. SKPeringkatTgl. Daluwarsa (th-bl-tg)Status Daluwarsa
1 09 D-III Politeknik Negeri Manado Administrasi Bisnis 005 2005 B 2010-06-08 Kadaluarsa
2 09 D-III Politeknik Negeri Manado Akuntansi 032 2011 B 2016-02-04 masih berlaku
3 09 D-III Politeknik Negeri Manado Kepariwisataan 007 2005 B 2010-07-07 Kadaluarsa
4 09 D-III Politeknik Negeri Manado Teknik Elektro 003 2011 B 2016-06-17 masih berlaku
5 09 D-III Politeknik Negeri Manado Teknik Mesin 008 2011 C 2016-07-28 masih berlaku
6 09 D-III Politeknik Negeri Manado Teknik Sipil 032 2011 B 2016-02-04 masih berlaku
7 09 D-II Universitas Negeri Manado Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (PGTK) 006 2006 B 2011-09-01 Kadaluarsa
8 09 S1 Universitas Negeri Manado Bahasa dan Sastra Inggris 027 2011 C 2016-09-29 masih berlaku
9 09 S1 Universitas Negeri Manado Biologi 039 2011 B 2016-11-25 masih berlaku
10 09 S1 Universitas Negeri Manado Geografi 035 2008 B 2013-02-01 masih berlaku
11 09 S1 Universitas Negeri Manado Ilmu Fisika 028 2011 C 2016-10-07 masih berlaku
12 09 S1 Universitas Negeri Manado Ilmu Hukum 030 2010 C 2015-12-10 masih berlaku
13 09 S1 Universitas Negeri Manado Ilmu Keolahragaan 029 2006 B 2011-02-02 Kadaluarsa
14 09 S1 Universitas Negeri Manado Kimia 005 2006 B 2011-06-15 Kadaluarsa
15 09 S1 Universitas Negeri Manado Manajemen 014 2011 C 2016-07-21 masih berlaku
16 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Agama Hindu 041 2011 C 2016-12-08 masih berlaku
17 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Bahasa Inggris 022 2011 C 2016-08-24 masih berlaku
18 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Bahasa Jepang 021 2011 B 2016-08-18 masih berlaku
19 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Bahasa Jerman 021 2011 B 2016-08-18 masih berlaku
20 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Bahasa Perancis 032 2011 B 2016-10-21 masih berlaku
21 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah 027 2011 C 2016-09-29 masih berlaku
22 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Biologi 034 2011 B 2016-10-28 masih berlaku
23 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Ekonomi 005 2006 A 2011-06-15 Kadaluarsa
24 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Fisika 023 2011 B 2016-09-09 masih berlaku
25 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Geografi 030 2006 B 2011-02-09 Kadaluarsa
26 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Geografi 021 2011 B 2016-08-18 masih berlaku
27 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Guru Sekolah Dasar 032 2011 C 2016-10-21 masih berlaku
28 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi 029 2006 A 2011-02-02 Kadaluarsa
29 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Kepelatihan Olah Raga 029 2006 B 2011-02-02 Kadaluarsa
30 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 008 2011 C 2016-06-23 masih berlaku
31 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Khusus 044 2011 B 2016-12-15 masih berlaku
32 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Kimia 005 2006 B 2011-06-15 Kadaluarsa
33 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Luar Biasa 014 2006 B 2011-09-07 Kadaluarsa
34 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Luar Sekolah 047 2011 C 2016-12-29 masih berlaku
35 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Matematika 021 2011 B 2016-08-18 masih berlaku
36 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 010 2011 B 2016-07-08 masih berlaku
37 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Sejarah 044 2011 B 2016-12-15 masih berlaku
38 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik 025 2011 B 2016-09-23 masih berlaku
39 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Seni Rupa 021 2011 B 2016-08-18 masih berlaku
40 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Teknik Bangunan 002 2006 B 2011-05-11 Kadaluarsa
41 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Teknik Bangunan 014 2011 C 2016-07-21 masih berlaku
42 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Teknik Elektro 025 2011 B 2016-09-23 masih berlaku
43 09 S1 Universitas Negeri Manado Pendidikan Teknik Mesin 016 2011 B 2016-07-28 masih berlaku
44 09 S1 Universitas Negeri Manado Psikologi 035 2011 C 2016-11-04 masih berlaku
45 09 S2 Universitas Negeri Manado Manajemen Pendidikan 013 2007 C 2012-08-03 163 hari lagi kadaluarsa

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia


     Sampai saat ini baru sekitar 10 universitas yang membuka program studi/Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia . Untuk tingkat S1 dipelopori oleh Universitas Pendidikan Indonesia UPI  Bandung, Universitas Negeri Surabaya , Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Semarang, Universitas Riau, Universitas Muhammadiyah DR.HAMKA Jakarta, dan Universitas Negeri Jakarta yang telah terakreditasi  dan Pada tahun 2010 tahun lalu dibuka pula di Universitas Pendidikan Ganesha Bali.  

      Pada Tahun 2011 ini ada  2 Universitas yang sedang mengajukan ijin pendirian  prodi Pendidikan Bahasa Jepang di DIKTI yaitu Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Dian Nuswantoro (Semarang)

     Sedangkan untuk tingkat magister (S2) baru Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI) yang membuka prodi pendidikan bahasa Jepang ini.

Sejarah Universitas Negeri Manado

Universitas Negeri Manado

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Universitas Negeri Manado
Didirikan 22 September 1955
Jenis Perguruan Tinggi Negeri
Rektor Prof. Dr. Philoteus EA. Tuerah, M.Si, DEA
Lokasi Tondano, Indonesia
Situs web http://www.unima.ac.id
Universitas Negeri Manado, disingkat Unima adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Propinsi Sulawesi Utara dan tepatnya berada di bukit Tonsaru Tataaran Tondano, Indonesia. Universitas ini berdiri pada 22 September 1955 dan saat ini dipimpin Rektor Prof. Dr. Philoteus EA. Tuerah, M.Si, DEA yang menggantikan Prof. Drs. Jan Lukas Lambertus Lombok, SH, M.Si.


UNIMA berasal dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) - satu dari empat PTPG yang didirikan pertama di Indonesia yaitu PTPG Batusangkar, PTPG Malang, PTPG Bandung, PTPG Tondano, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2450/KB/1955 tanggal 22 September 1955.
PTPG Tondano mengalami berbagai perubahan: mula-mula menjadi FKIP Universitas Hasanuddin Makassar, lalu berubah menjadi FKIP Unhas Tondano di Manado, FKIP Unsulutteng, IKIP Yogyakarta Cabang Manado, dan terakhir menjadi IKIP Manado yang berdiri sendiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 38 tanggal 8 Maret 1965 juncto Keppres Nomor 275 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965.
Pada 13 September 2000, IKIP Manado dikonversi menjadi Universitas Negeri Manado berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2000 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Bapak Yahya Muhaimin pada tanggal 14 Oktober 2000.
Berdasarkan Keppres RI Nomor 127 Tahun 2000, Universitas Negeri Manado (Unima) memiliki fungsi ganda, yaitu selain menciptakan tenaga ahli dan tenaga profesional di bidang kependidikan, juga menciptakan tenaga ahli dan tenaga profesional di bidang non-kependidikan
Universitas Negeri Manado saat ini memiliki 7 fakultas, yaitu:
  1. Fakultas Teknik (Fatek)
  2. Fakultas Ekonomi (Fekon)
  3. Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
  4. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
  5. Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
  6. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)
  7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Serangan katak membabi buta!! akakakak



Kamis, 04 April 2012
Pada pagi yang dingin, hening dan juga masih dalam keadaan pusing karna nyawa belom ngumpul semua gue dikejutin sama yang namanya hewan atlit,,gue bilang atlit soalnya hewan ini selain bisa renang, lompat indah, dia juga bisa nyelam,, dan dia adalah si bapak katak..
Waktu itu kan gue niatnya mau bangunin cewe gue di kamarnya,,sementara gue memberikan kecupan manis di pagi hari eh si DOI muncul dari bawah  tempat tidur yang hina itu,,secara spontan naluri atau talenta pembasmi gue muncul,,tanpa nunggu lama dengan perlengkapan yang simple tapi mematikan langsung dimulailah pertarungan GUE VS KATAK.
Ini juga sekaligus gue bagi-bagiin tips buat kalian semua kalo nanti ada invasi dari katak di kamar loe. Pertama jangan terlalu panik,jangan teriak-teriak kaya candil dengan oktav tinggi dan yg paling penting jangan publikasikan pada orang-orang disekitar kamar. Kedua kita harus kreatif dalam memilih perlengkapan yang ada dalam kamar kita.dalam memilih perlengkapan atau barang pilihlah dengan teliti,kalo perlu pake cara yang ada di iklan-iklan,contohnya Dilihat,Diraba,Ditrawang,,hahaha J  dan yang ketiga sebelum melakukan pertarungan kuasailah area pertempuran. Loe harus bisa sadar diri dengan ukuran kamar,,kita harus ingat kalo lawan kita ini bisa loncat!! Kecuali kamar loe besarnya kayak airport yah terserah deh mau gaya apa,acrobat apa,jurus apa!
Barang yang paling ampuh dalam mengalahkan seekor katak adalah sandal jepit sebelah kanan dan pengharum ruangan yg spray (kali ini gue pake yg beraroma melati,,mungkin aja aroma ghotic kematian bisa nakut-nakutin si katak).. kenapa sendalnya harus sebelah kanan karena kegiatan di kaki kita lebih banyak kan di sebelah kanan jadi otomatis produksi keringat di kaki kanan lebih besar,naah disitulaaah letak toxin yang ada dan dapat berguna sebagai damage tambahan,, kalo pengharum ruangan itu gunanya agar kita dapat membantu meminimalisir pergerakan dari katak yang hidupnya lompat-lompat terus….
Lanjut mengenai topik yang di awal tadi,, sementara gue melakukan perkelahian yang sangat menguras tenaga cewe gue dengan trampilnya dia juga membantu gue. Jadi ceritanya nih 2 lawan 1…. Giliran gue serang cewe gue bersihin barang yang di sekitar gue,, seperti kasur,meja belajar,lemari baju dan pakaian-pakaian dalam,, J
Selama gue nonton acara yang berhubungan dengan penangkapan hewan gue nggak sadar kalo ternyata apa yang gue liat itu tersimpan di memori otak gue… coba loe bayangin rasanya berusaha ngeluarin katak dalam kamar yang berukuran 3x4 dan dengan kemampuan yang terbatas,,gue mampu mengeluarkan gaya-gaya yang lain dari pada manusia sebelumnya..
Katak loncat ke kiri gue spray,katak loncat ke kanan gue spray lagi (begitu aja terus berulang-ulang)dan ketika dia sudah terpojok gue spray lagi plus dengan melancarkan pukulan maut dari sendal punya orang (nggak tau tuh sendal punya siapa dan muncul darimana, seakan-akan sendal itu ditakdirkan untuk ketemuan sama gue dan mungkin itu dari Dewa pembasmi katak yang ngirimin sendal itu ke prajurit-prajuritnya di BUmi) J
Memakan waktu kurang dari 1 jam,,akhirnya gue dapat ngusir si betis konde itu dari kamar…
Menurut penelitian katak mampu merekam peristiwa yang terjadi padanya dan akan di beritahukan juga pada katak yang lain jadi mulai sekarang agar kamar anda terbebas dari serangan katak,,letakkanlah 1 botol pengharum ruangan spray terserah aroma apa aja dan 1 sendal jepit sebelah kanan..berhubung katak nggak bisa baca jadi jgn lupa sendalnya di tulis “INI SENDAL SEBELAH KANAN YANG BIASA MUKULIN KATAK SAMPE MATI” di jamin cara ini AMPUH!! J